Wajah Layanan Referensi Masa Depan
pada Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia
Oleh Yanuar Yoga Prasetyawan
Pendahuluan
Berkembangnya
dunia teknologi dan komunikasi menggiring perubahan pada semua aspek kehidupan
manusia dalam beraktifitas dan berinteraksi, tidak terkecuali perpustakaan.
Inovasi dalam dunia teknologi dan komunikasi telah merubah cara perpustakaan
melayankan jasa kepada komunitas penggunanya. Perubahan cara pelayanan
dilakukan perpustakaan untuk mengimbangi dan menyesuaikan perubahan perilaku
pencarian informasi komunitas penggunanya.
Indonesia
memiliki lima jenis perpustakaan yaitu: perpustakaan nasional, perpustakaan
umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan perguruan
tinggi (Sulistyo-Basuki: 1991). Perpustakaaan yang paling cepat dan sering
mengalami dinamika perubahan demografi komunitas penggunanya adalah
perpustakaan perguruan tinggi, kemudian untuk mengikuti perkembangan dan
perubahan perilaku pencarian informasi komunitas pengguna yang dilayani, perpustakaan
perguruan tinggi melakukan perubahan cara pelayanan, lebih tepatnya
mengembangkan metode pelayanan sesuai dengan perilaku komunitas pengguna yang
dilayani.
Seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perpustakaan perguruan tinggi
mempunyai peran krusial bagi civitas akademika perguruan tinggi tersebut, yaitu
sebagai pusat belajar dan pembelajaran, pusat penelitian, pusat sumber
informasi, pusat penyebaran informasi dan pengetahuan, serta pusat pelestarian
ilmu pengetauan (Yuven: 2010).
Perpustakaan
perguruan tinggi memiliki bermacam-macam bentuk layanan jasa informasi seperti:
layanan teknis yaitu mengorganisasi informasi dan menyediakan sistem temu
kembali untuk menelusur informasi, layanan baca, layanan sirkulasi koleksi
informasi, serta layanan referensi. Pada makalah ini penulis akan membahas
mengenai masa depan layanan referensi pada perpustakaan perguruan tinggi,
strategi serta upaya perpustakaaan tinggi dalam mengikuti perkembangan perilaku
pencarian informasi penggunanya.
Reference and User Services
Association melalui keputusan konvensinya
memberikan definisi dan ruang lingkup kerja layanan referensi. Definisi layanan
referensi adalah kegiatan konsultasi informasi di mana staf pustakawan
merekomendasikan, mengiterpretasikan, mengevaluasi, serta menggunakan sumber
daya informasi untuk membantu pemustaka memenuhi kebutuhan informasinya.
Sedangkan ruang lingkup pekerjaan layanan referensi mencakup transaksi
referensi dan kegiatan lain yang melibatkan penciptaan dan pengelolaan sumber
daya informasi meliputi pengembangan dan pemeliharaan koleksi referensi, system
temu kembali informasi, database, website, mesin pencari, dan lain-lain,
agar dapat dimanfaatkan secara mandiri oleh pemustaka untuk memenuhi kebutuhan
informasinya, ruang likup pekerjaan selanjutnya adalah kegiatan penilaian yang
mencakup penilaian dan evaluasi kegiatan referensi, sumber daya, dan jasa/
layanan (RUSA: 2008).
Dengan
mengamati peran perpustakaan perguruan tinggi tersebut di atas dapat ditengarai
bahwa perpustakaan merupakan jantung dari perguruan tinggi, jika jantung dari
perguruan tinggi tersebut berhenti berdetak maka perguruan tinggi tersebut akan
mati, jika perpustakaan perguruan tinggi kehilangan perannya atau bahkan tidak
berperan sama sekali maka perguruan tinggi tersebut tidak akan berkembang dan
maju.
Layanan
referensi merupakan salah satu layanan vital yang mampu memacu detak jantung
perguruan tinggi menjadi lebih kencang, dengan mengoptimalisasikan layanan
referensi maka peran perpustakaan perguruan tinggi tersebut di atas akan
terwujud dengan baik.
Untuk
menciptakan layanan referensi perpustakaan perguruan tinggi yang baik
diperlukan strategi dan perencanaan yang matang
untuk menghadapi perubahan demografi serta perilaku pencarian informasi
komunitas penggunanya yang selalu berubah dan berkembang seiring perkembangan
teknologi dan komunikasi.