Kamis, 05 Desember 2013

Upaya Preservasi Pengtahuan Sistem Informasi Administrasi di Lingkungan Program Studi Ilmu Gizi Universitas Diponegoro Semarang

Pendahuluan
Perkembangan Teknologi Informasi yang demikian pesatnya telah membawa pengaruh bagi kemajuan peradaban manusia. Sistem kerja teknologi informasi telah mengalih fungsikan tenaga otot bahkan otak manusia dalam berbagai aktifitas pekerjaan. Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi kini benar-benar diakui manfaatnya karena telah memberikan banyak kemudahan, keringanan, dan kenyamanan terhadap aktifitas manusia, sehingga pekerjaan yang dibantu dengan mengaplikasikan teknologi informasi akan lebih efektif dan efisien. Penerapan teknologi informasi telah dilakukan pada berbagai macam bidang pekerjaan baik itu di bidang pendidikan, kesehatan, bisnis, administrasi, dan lain sebagainya.
Program Studi Ilmu Gizi Universitas Diponegoro adalah unit kerja di bawah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang juga memanfaatkan teknologi informasi dalam pekerjaannya. Program Studi Ilmu Gizi Universitas Diponegoro memanfaatkan kelebihan teknologi informasi untuk kegiatan pengelolaan kegiatan administrasi. Dengan memanfaatkan teknologi informasi ini maka daur kegiatan adminstrasi yang dilakukan oleh Program Studi Ilmu Gizi Universitas Diponegoro berjalan dengan teratur, rapi, efektif, dan efisien.

Selasa, 03 Desember 2013

Optimalisasi Peran Perpustakaan dalam Siklus Transfer Informasi

Pendahuluan
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini berdampak pada derasnya arus informasi yang mengalir, dengan banyaknya media yang mendukung siklus terbentuknya pengetahuan baru yang kemudian bertransformasi menjadi informasi baru akan menimbulkan dampak banjir informasi.
Membanjirnya informasi yang ada memiliki dua dampak sekaligus yang mempunyai efek hampir bersamaan yaitu dampak positif dan negatif bagi pencari informasi, dampak positifnya adalah terbukanya berbagai macam informasi sehingga pencari informasi memiliki kesempatan untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya informasi yang ada, namun di balik itu juga terdapat dampak negatifnya karena terlalu banyaknya informasi yang tersedia pencari informasi rawan terjembab dalam informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau bahkan informasi yang salah, maka oleh karena itu pencari informasi dituntut memiliki kemampuan untuk menemukan dan menilai informasi yang ditemukannya tersebut apakah termasuk merupakan informasi yang berkualitas dan relevan bagi kebutuhan informasinya.
Perihal di atas merupakan peluang dan tantangan bagi perpustakaan untuk dapat memberikan obat penawar bagi para pencari informasi, perpustakaan dituntut untuk dapat menjadi mediator antara informasi dan manusia (pencari informasi) yang kemudian mempertemukan informasi yang relevan dengan manusia yang tepat (membutuhkan).
Fungsi Perpustakaan dan Pustakawan dalam Siklus Transfer Informasi
“Informasi” mempunyai berbagai macam konotasi yang berbeda dalam tiap bidang, menurut Saracevic (1999) “informasi” mempunyai makna yang terdiri dari tiga arti, yaitu mencakup arti sempit, arti luas, dan arti paling luas. Informasi dalam arti sempit berhubungan dengan istilah sinyal atau pesan untuk pengambilan keputusan. Informasi dalam arti luas berkaitan dengan proses kognitif dan pemahaman, penjabarannya adalah interaksi antar dua struktur kognitif (pikiran dan teks), proses tersebut memberikan pengaruh pada pikiran, karena adanya pemahaman. Sedangkan informasi dalam arti yang paling luas berkaitan dengan konteks, informasi tidak hanya sebuah pesan (arti sempit) dan proses kognitif (arti luas) namun juga harus sesuai dengan konteks (situasi, permasalahan, atau minat). Informasi dalam arti luas inilah yang harus diperhatikan karena informasi yang dapat dimanfaatkan adalah informasi yang sesuai konteks atau memiliki alasan untuk digunakan (relevan).